Kamis, 16 Oktober 2025

Observasi Karang Taruna di Lingkungam Rumah

 Judul:

Observasi Karang Taruna di Lingkungam Rumah

Lokasi Observasi:

Gang Melati, Kelurahan Kreo, Kota Tangerang

Pendahuluan

Saya memilih Gang tempat saya tinggal, sebagai lokasi observasi karena Karang Tarunanya cukup aktif dalam kegiatan sosial yang melibatkan banyak warga, saya ingin tahu gimana interaksi antarwarga dari beragam latar belakang bisa membangun rasa kebersamaan. Ini juga nunjukin gimana integrasi nasional bisa terbentuk dari hal-hal kecil di lingkungan sekitar.

Temuan Observasi

Contoh positif:

• Setiap seminggu sekali, warga kerja bakti membersihkan selokan dan lingkungan sekitar. Kegiatan ini melibatkan warga dari berbagai usia dan suku seperti jawa, Betawi, dan sunda. Hal tersebut menunjukkan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan.

• Saat lomba 17 Agustus, Karang Taruna mengadakan perlombaan di hari kemerdekaan yang diikuti semua warga, mulai dari anak-anak sampai lansia. Semua ikuta tanpa membedakan asal usul atau keyakinan, menunjukkan persatuan yang kuat.

• Grup arisan lintas RT, arisan yang diikuti warga dari RT berbeda juga menjadi wadah silahturahmi, melalui arisan tersebut mereka saling mengenal lebih dekat bahkan saling membantu saat ada yang sakit atau butuh bantuan mendadak

Contoh Negatif:

• Di grup WhatsApp Karang Taruna, sempat ada komentar kurang enak tentang pendatang yang dianggap jarang ikut kegiatan atau kurang aktif. Ucapan tersebut menyinggung sebagian warga dan menimbulkan perdebatan.

• Kurangnya pengertian Antarwarga, beberapa warga suka menilai orang lain berdasarkan keaktifan di kegiatan sosial tanpa memahami latar belakang atau kesibukan pribadi mereka. Ini bisa menimbulkan konflik kalau tidak ada komunikasi yang baik.

Analisis

Dari kegiatan yang saya amati, gotong royong dan kebersamaan di lingkungan saya masih kuat sekali. Walaupun warganya beda-beda suku, agama, dan budaya, mereka tetap bisa kerja sama dalam berbagai kegiatan sosial. Ini menjadi bukti nyata integritas sosial, di mana perbedaan justru jadi kekuatan yang bikin semuanya saling melengkapi. Contohnya saat kerja bakti, semua ikut tanpa memikirkan latar belakang masing-masing.

Tapi, pasti ada tantangannya juga. Seperti Komentar negatif di grup WhatsApp itu menunjukkan kalau komunikasi lewat chat kadang gampang disalahartikan. Kadang maksud orang tersebut gak buruk, tapi saat dibaca jadi nyakitin perasaan atau beda arti. Hal ini penting untuk diperhatiin, apalagi sekarang banyak interaksi warga lewat grup digital. Selain itu, ada warga yang jarang ikut kegiatan karena sibuk atau belum merasa nyaman, jadi perlu pendekatan yang lebih personal dan terbuka supaya semua warga benar-benar merasa dihargai dan terlibat.

Refleksi Diri & Pembelajaran

Dari observasi ini, saya belajar bahwa membangun rasa persatuan tidak harus selalu melalui kegiatan besar. Justru, hal-hal sederhana yang dilakukan di lingkungan sekitar, seperti gotong royong, arisan warga, atau sekadar tegur sapa, bisa menjadi dasar terciptanya kerukunan. Penting sekali punya sikap toleransi, empati, dan komunikasi yang baik agar hubungan antarwarga tetap harmonis. Tentu perbedaan pendapat itu sangat wajar, tapi kalau kita sikapi dengan terbuka dan bijak, justru membuat kebersamaan makin kuat.

Sebagai anak muda, saya merasa punya tanggung jawab untuk menjaga dan membangun suasana damai di lingkungan. Saya mau lebih aktif di Karang Taruna dan mendorong kegiatan yang melibatkan semua warga, termasuk yang biasanya jarang ikutan. Selain itu, saya juga ingin menjadi orang yang bisa jadi penengah kalau ada kesalahpahaman, sekaligus jadi contoh sikap terbuka dan peduli sama sesama. Saya yakin perubahan besar bisa dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan dengan konsisten dan niat yang baik.

Kesimpulan & Rekomendasi

Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kehidupan sosial di Gang Melati mencerminkan semangat persatuan dalam keberagaman. Warga yang berasal dari latar belakang berbeda mampu bekerja sama dalam kegiatan sosial dan menunjukkan rasa kebersamaan lewat berbagai kegiatan sosial. Gotong royong dan acara seru seperti lomba HUT kemerdekaan jadi bukti nyata bahwa persatuan itu bisa terjuwud dari hal-hal sederhana sehari-hari. Tapi masih ada hambatan, seperti kurangnya komunikasi yang lancar terutama di grup WhatsApp, serta beberapa warga yang jarang ikut karena berbagai alasan. Tapi secara keseluruhan, lingkungan ini sudah memperlihatkan potensi besar sebagai contoh kecil persatuan Indonesia, di mana perbedaan justru menjadi kekuatan bersama.

• Adakan pertemuan rutin untuk diskusi warga agar bisa menyampaikan pendapat mereka dan menghidari kesalahpahaman.

• Melibatkan warga yang kurang aktif dengan pendekatan personal, seperti mengajak secara langsung atau memberi tugas kecil sesuai kemampuan mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perlindungan Data Pribadi Mahasiswa: Hak Baru di Era Digital

Nama: Kyla Nisrina Khairunnisa Nim: 46125010115 Kode: E45 Perlindungan Data Pribadi Mahasiswa: Hak Baru di Era Digital Abstrak Artikel ini m...